Chatib mengaitkan kondisi itu dengan resesi, sesuai pernyataan Lawrence Summers, Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat periode 1999—2001 yang kini menjadi profesor di Harvard University. Lawrence menyebut bahwa solusi dari kondisi itu adalah Negeri Paman Sam harus mengalami resesi, bahkan negara harus mendorong terjadinya resesi.
"Amerika itu harus resesi, supaya penganggurannya itu naik. Jadi menurut dia resesi diperlukan untuk menangani inflasi, itu by design," katanya.
Saat ini tingkat pengangguran di Amerika adalah 3,7 persen. Tidak tanggung-tanggung, menurut Dede, panggilan akrab Chatib, tingkat pengangguran itu harus naik sampai 6 persen, 7,5 persen, atau bahkan dalam satu tahun menjadi 10 persen.
Menurut Chatib, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), untuk melakukannya The Fed harus menaikkan suku bunga secara agresif. Oleh karena itu, resesi dapat terjadi secara terencana atau by design.
"Dengan situasi ini, kelihatannya tingkat inflasi di AS mungkin agak persistent untuk turun segera. Jadi, walaupun tingkat bunga sudah dinaikkan, not necessarily bahwa kemudian tingkat inflasi di AS akan segera turun. Mungkin baru bisa terjadi itu akhir 2023, jadi mungkin The Fed akan menaikkan suku bunga, slow pace, 25 basis poin, setelah itu dia akan tetap di atas," katanya.
BISNIS
Baca: Meski Ada Ancaman Resesi pada 2023, Pertumbuhan Bisnis Hotel Diyakini Lebih Tinggi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini