Adapun sepeda motor dipilih ketimbang mobil mengingat pasar kendaraan roda dua itu sangat besar di Indonesia. Kemenko Marves mencatat jumlah kendaraan di Indonesia saat ini mencapai 21 juta mobil dan 115 juta motor. Menurut Rachmat, tren ini akan secara konsisten bertambah seiring dengan jumlah pertumbuhan ekonomi penduduk Indonesia.
Apabila pertambahan kendaraan tersebut terus disandingi dengan penggunaan BBM, tuturnya, maka Indonesia akan dihadapkan pada peningkatan kebutuhan subsidi BBM. Ditambah peningkatan emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi.
Dia juga menilai proyeksi pertumbuhan jumlah kendaraan nasional dapat menghambat komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca serta mendorong pencapaian target Net-Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
Di sisi lain, pengguna kendaraan listrik memang masih relatif lebih rendah dibanding kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil atau BBM. Per Desember 2022, penjualan motor listrik mencapai 15 ribu unit, sementara mobil listrik sebesar 8 ribu unit.
Angka tersebut masih jauh dibanding total penjualan kendaraan berbahan bakar fosil hingga 6,5 juta unit motor dan 1 juta unit mobil.
"Perbandingan penjualan kendaraan listrik dengan total populasi kendaraan lebih kecil lagi, yaitu 0,01 persen untuk motor dan 0,04 persen untuk mobil," ucapnya.
Untuk mendorong peningkatan pengguna kendaraan listrik di Indonesia, pemerintah juga berencana menggandeng swasta. Kolaborasi dengan swasta dinilai dapat memberikan variasi jenis kendaraan bagi konsumen dan membantu pemerintah menyediakan ekosistem fasilitas kendaraan listrik yang masih perlu dilengkapi agar bisa bersaing dengan ekosistem kendaraan BBM.
Baca juga: Pengembangan Kendaraan Listrik di RI Terkendala, Kemenko Marves: Masih Kalah Saing
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.