Cicilan yang diberikan juga tergolong ringan dan bisa dibayar harian. Produk ini juga dilengkapi asuransi yang bisa diklaim ketika mereka tidak bisa bekerja lagi karena sesuatu hal.
District Head Gojek Solo Raya Farid Isnawan menyampaikan sejak awal Gojek berkomitmen untuk mendorong peningkatan taraf hidup mitra driver dan keluarga di luar pendapatan pokok.
Menurutnya, wujud komitmen tersebut dilakukan secara konsisten melalui program Swadaya yang terdiri dari 3 pilar utama, yaitu meringankan berbagai biaya operasional mitra sehari-hari. Kedua, melindungi mitra driver dan keluarga dengan program asuransi langsung maupun pilihan mitra sendiri, dan terakhir, merencanakan kehidupan mitra driver dengan lebih baik melalui berbagai pelatihan dan keterbukaan akses terhadap layanan institusi keuangan.
"Dukungan Gojek melalui program KPR ini merupakan salah satu program dari pilar merencanakan yang bertujuan membantu mitra driver mewujudkan mimpi untuk memiliki rumah melalui program KPR bersubsidi." ucapnya.
Farid menambahkan program ini dibuat dengan komprehensif dengan mempertimbangkan keberlangsungan dan kesejahteraan mitra dalam jangka panjang.
“Kami merencanakan program ini dengan tujuan jangka panjang mengurangi hambatan yang dihadapi para mitra untuk memiliki penghidupan yang lebih baik. Kami mengapresiasi kolaborasi erat bersama dengan Bank BTN, Perumnas, dan KemenPUPR, yang telah menjadi mitra strategis kami dalam mendukung peningkatan taraf hidup para mitra driver Gojek,” ujar Farid.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Institut Piter Abdullah menilai program KPR bagi mitra pengemudi Gojek merupakan solusi konkrit untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia. Backlog merupakan selisih antara kebutuhan rumah dan dan ketersediaan rumah.
Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, angka backlog kepemilikan rumah mencapai 12,75 juta. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena pertambahan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700.000-800.000 per tahun.
Menurut Piter, dalam program ini nilai sosialnya lebih tinggi dibandingkan nilai bisnisnya. Bila nilai bisnis yang dikedepankan, tentunya BTN akan memilih segmen masyarakat lainnya yang lebih mampu secara keuangan dengan nilai jual rumah jauh lebih mahal. "Bank harus memberikan nilai sosial kepada masyarakat. Karena mereka memiliki peran untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi jangan melulu ngomong soal profit, tapi tidak pernah membantu masyarakat," ujarnya.
BISNIS
Baca: Tawarkan Bunga KPR 2,47 Persen, BTN Bidik Penjualan Rp 1 Triliun pada BTN Property Expo 2022
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini