Dalam kesempatan itu Kang Emil juga mengomentari pembangunan kawasan Silicon Valley di koridor timur Jakarta-Bandung. Ia menilai pembangunan kawasan itu perlu menggunakan konsep live, work, and play.
Pengembangan kawasan di koridor tersebut diprakarsai oleh PT Jababeka Tbk. (KIJA), yang salah satu proyeknya yaitu bernama Correctio. Kawasan tersebut juga dikembangkan oleh 21 pengembang properti lainnya.
Kawasan Silicon Valley dapat terwujud, menurut dia, jika telah memenuhi setidaknya 5 rumus atau kunci pengembangan yang disebutkan. Lima hal itu adalah bentuk kawasan berupa koridor, banyak universitas, potensi walkability, punya landmark, dan membangun alun-alun.
Dalam hal ini, Kang Emil itu mendorong para pengembang untuk memprioritaskan fasilitas pendidikan. Apalagi, aturan Omnimbus Law saat ini dinilai memudahkan karena mengizinkam universitas buka cabang.
Ia pun bersedia untuk menjadi jembatan antara pengembang dan para pendiri institusi. "Syarat berikutnya kotanya harus bikin betah, cirinya ada orang jalan kaki, ini sering dilupakan faktor walkability," ujarnya.
Ridwn Kamil pun memberi contoh negara-negara di Eropa misalnya, sebagian besar populasinya justru berjalan kaki. Dia menyebut konsep walkability di kawasan Sudirman-Thamrin sudah cukup baik meski tidak sempurna.
BISNIS
Baca juga: Proyek Jalan Trans Papua Ruas Jayapura-Wamena Rp 3,52 Triliun Segera Dilelang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.