Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Menkeu Chatib Basri Ungkap Amerika Butuh Resesi, Apa Alasannya?

image-gnews
Petugas tengah merapikan uang dolar Amerika pecahan 100 dolar dan uang Rupiah pecahan 100 ribu di tempat penukaran Valuta Asing di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin, 17 Oktober 2022. Indeks dolar AS terkoreksi 0,34 persen ke level 112,928. Tempo/Tony Hartawan
Petugas tengah merapikan uang dolar Amerika pecahan 100 dolar dan uang Rupiah pecahan 100 ribu di tempat penukaran Valuta Asing di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin, 17 Oktober 2022. Indeks dolar AS terkoreksi 0,34 persen ke level 112,928. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014, Muhammad Chatib Basri, menjelaskan prediksi kondisi ekonomi Amerika Serikat tahun depan. Beberapa hari lalu, kata dia, angka core inflation Amerika Serikat diumumkan lebih tinggi daripada yang diperkirakan, bahkan core inflation di bulan September itu lebih tinggi daripada bulan Agustus.

“Implikasinya adalah saya bisa memperkirakan bahwa mungkin dalam Federal Open Markets Committee (FOMC) meeting nanti The Fed akan secara agresif menaikkan bunga. Sehingga kemungkinan bahwa kenaikan fed fund rate 75 basis poin itu cukup besar, lalu akan naik lagi nanti mungkin 50 basis poin pada Desember,” kata dia.

Chatib menilai dengan kondisi seperti ini maka implikasinya adalah bukan tidak mungkin bahwa ekonomi Amerika akan memasuki resesi. Dan ini sebetulnya adalah sesuatu yang secara natural memang harus dilakukan karena pasar tenaga kerja di Amerika itu sangat ketat sekarang. 

Tingkat penganggurannya, dia berujar, 3,7 persen, padahal tingkat pengangguran normal di Amerika secara natural itu 5 persen. Bekas Menteri Keuangan Amerika Serikat dan sekarang Profesor Harvard Kennedy School Larry Summers, kata Chatib, juga mengatakan bahwa untuk mengatasi inflasi Amerika itu dibutuhkan resesi.

Larry H. Summers mengatakan Amerika butuh resesi, Chatib berujar, dalam arti kata pengangguran 10 persen selama setahun atau pengangguran 7,5 persen selama 2 tahun atau pengangguran di atas 5 persen atau 6 persen selama 5 tahun. “Jadi sebetulnya resesi Amerika itu adalah by design untuk content inflation,” ucap dia.

Dengan kondisi seperti itu, Chatib memperkirakan kalau kondisi Amerika mengalami resesi, itu probabilitasnya ada. Karena ada satu hal yang sering dilupakan oleh policy maker bahwa monetary policy itu punya lag.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi, dia menuturkan, jika menaikkan bunga sekarang, bukan berarti bahwa inflasinya akan turun seketika. Namun, masalahnya adalah kenaikan bunga dari The Fed itu belum mencerminkan hasil, sehingga The Fed terus agresif, tapi bukan tidak mungkin di dalam beberapa bulan ke depan itu dampak moneternya baru akan kelihatan.

“Kalau ini yang terjadi maka kontraksinarinya bisa terjadi lebih dalam daripada perkiraan awal,” tutur Chatib Basri.

Baca Juga: Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

7 jam lalu

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar. Foto: Canva
10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.


BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

Ilustrasi Inflasi. kemenkeu.co.id
BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.


LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan
LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.


Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.


Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Febrio N Kacaribu. Feb.ui.ac.id
Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.


Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.


BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

Suasana arus balik mudik setelah putusan Work From Home (WFH) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu, 17 April 2024. Aturan WFO dan WFH bagi pegawai ASN usai libur lebaran berlaku pada tanggal 16-17 April 2024. Dalam hal ini, pemerintah mempersilakan pegawai ASN untuk menunda kepulangan dari mudik setelah adanya kebijakan yang berlaku. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.


Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.