TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakin pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang berjalan sesuai target ini dapat membawa sejumlah manfaat riil terhadap perekonomian. Dia mengungkapkan hal tersebut saat meninjau proyek tersebut di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Kamis, 13 Oktober 2022.
Berikut tujuh pernyataan Presiden Jokowi soal perkembangan dan dampak pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut:
1. Progress proyek KCJB
Jokowi mengatakan bahwa dirinya mendapatkan keterangan perkembangan pembangunan sudah mencapai 88,8 persen secara keseluruhan. “Saat ini proyek pembangunan KCJB itu sudah mencapai 88,8 persen,” ujar dia dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 14 Oktober 2022.
Baca: Proyek Kereta Cepat Dapat Suntikan APBN Triliunan Rupiah, Luhut: Masih B2B
2. Kendala pembangunan
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengungkap kendala dalam proyek pembangunan itu. Salah satunya saat membangun terowongan di Tunel 2 dan Tunel 11 yang sempat mengalami masalah karena tanahnya sangat sulit dikendalikan. “Tetapi Alhamdulillah sekarang sudah selesai.”
Adapun pandemi Covid-19, Jokowi melanjutkan, tidak menjadi kendala dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. “Pandemi Covid-19 enggak ada urusannya dengan kereta cepat, tapi memperlambat, itu sedikit,” tutur Jokowi.
3. KCJB untuk konektivitas antar negara ASEAN
Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan kereta cepat pertama di Asia Tenggara atau ASEAN. Jokowi berharap nanti, melalui KCJB, bisa terjadi konektivitas antar negara, entah disambungkan dengan pelabuhan, airport, atau mungkin dengan kereta cepat juga.
“Itu sudah menjadi gagasan besar di ASEAN agar konektivitas antar negara-negara ASEAN ini tersambungkan secepat-cepatnya dalam rangka daya saing ASEAN,” ucap Jokowi.
Selanjutnya: Kereta cepat akan mendukung mobilitas orang dan barang.