TEMPO.CO, Jakarta - Nilai mata uang rupiah terus melemah. Pada Rabu siang, 12 Oktober 2022, kurs rupiah melemah dan kian mendekati level 15.400 per dolar AS. Pada 13.40 WIB, nilai rupiah berada di level 15.355 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohamad Faisal, mengatakan bahwa tekanan pada rupiah tidak terlepas dari kebijakan Bank Sentral Amerika atau The Fed yang semakin mengetatkan moneternya dengan meningkatkan tingkat suku bunga. Dampak kenaikan suku bunga ini, menurutnya, tidak terlalu terasa di awal.
“Tapi sekarang mulai terasa karena semakin tinggi, tiap kali kenaikkannya 75 basis poin. Jadi sudah makin mempengaruhi percepatan capital flow ke Amerika,” ujar Faisal kepada Tempo, Rabu, 12 Oktober 2022.
Baca: Rupiah Melemah Dekati 15.400 per Dolar AS, karena Risiko Resesi 2023 atau The Fed?
Di Indonesia, kata dia, arus modal asing yang keluar akan membuat pelemahan rupiah makin tinggi. Namun pelemahan rupiah ikut ditahan Bank Indonesia dengan menggelontorkan cadangan devisa.
Faisal mengatakan, kebijakan moneter saat ini semakin mengetat di semua negara. Suku bunga meningkat dan akan berdampak pada bursa saham. Karenanya, menurut Faisal, tren investasi ke depan adalah investasi yang lebih aman.
“Investasi yang lebih rendah risiko dengan mempertimbangkan kondisi tekanan global seperti sekarang,” kata Faisal. “Jadi hindari investasi yang berisiko seperti, crypto. Bisa dikurangi karena tingat risiko lebih tinggi,” ujarnya.
Baca: Rupiah Ditutup Loyo di Level Rp 15.357, Ancaman Resesi Meningkat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini