“Di sini titik masuknya Indonesia alami dampak yang luar biasa. Krisis pangan mulai di depan mata,” ucap Bahlil. Ia turut menyebut harga minyak tahun 2022 melonjak hingga US$ 30 per barel.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi global berdampak sangat luar biasa. "Ini yang saya maksud gelap," tuturnya.
Selain itu, ada fase yang belum terjadi tapi ia berharap tidak perlu terjadi. "Kita harus berdoa jangan sampai terjadi, yaitu ketegangan antara Cina dan Taiwan. Kalo ini sampai terjadi, saya tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada dunia,” ucap Bahlil.
Atas dasar inilah mengapa Bahlil menyebut ekonomi global sedang dalam keadaan gelap. “Tidak ada satu orang pun yang bisa meramal ekonomi ini, baik akademisi, praktisi, maupun ilmu dari langit.
Meskipun demikian, di semester pertama tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mencapai 5,44 persen dengan inflasi terjaga di bawah 5 persen. Jika dibandingkan dengan negara lain yang tergabung dalam G20, Bahlil menyebut bahwa perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Baca: Ancaman Resesi Global 2023, Gibran Sebut Masalah Ketahanan Pangan PR Utama
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.