"Semakin kuatnya mata uang dolar AS terhadap seluruh mata uang dunia dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mengganggu aliiran investasi protofolio dan tekanan terhadap nilai tukar di negara-negara lain, termasuk di Indonesia," kata Perry.
Adapun data inflasi di Indonesia sendiri terus bergerak naik melampaui target inflasi BI di level 3 persen plus minus 1 persen. Hingga Agustus 2022 inflasi telah bertengger di level 4,69 persen secara tahunan atau year on year. Merangkak naik terus sejak Mei 2022 di level 3,55 persen.
Sementara itu, untuk kurs rupiah, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 21 September 2022 telah menembus level Rp 15.011 per dolar AS. Naik dari level 20 September 2022 sebesar Rp 14.975.
"Maka ini untuk memperkuat kebijakan stabiltiassi nilai tukar rupiah akan sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat," kata Perry.
Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps). Keputusan ini merupakan hasil rapat dewan gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 21-22 September 2022.
Dengan demikian, dengan kenaikan suku bunga tersebut, suku bunga acuan kini bertengger di level 4,25 persen dan bulan lalu ada di level 3,75 persen. Sementara itu, suku bunga deposit facility juga naik 50 bps menjadi 3,50 persen, dan suku bungan lending facility naik 50 bps menjadi 5 persen.
Baca: Sri Mulyani Beberkan 3 Prestasi Indonesia: Sangat Baik Tangani Covid-19, PDB, dan APBN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini