Opsi Harga Pertalite Rp 10 Ribu dan Solar Rp 8.500
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai wacana besaran kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar sudah rasional. Harga Pertalite diprediksi naik menjadi Rp 10 ribu per liter, sedangkan Solar Rp 8.500 per liter.
"Kenaikan ini buat saya cukup rasional dan tidak terlalu membebani bagi masyarakat. Inflasi saya kira tidak akan terlalu tinggi karena kenaikannya," ujar Mamit, Senin lalu.
Mamit mengatakan dengan opsi kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 10 ribu, beban inflasi yang akan ditanggung akibat pergerakan harga BBM bersubsidi ini masih dapat ditekan di bawah 1 persen. Ia pun menuturkan rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga BBM subsidi tak terelakkan.
Sebab, kebijakan ini adalah respons dari kenaikan harga minyak mentah dunia. "Sebagaimana kita ketahui bahwa harga minyak saat ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," kata Mamit. K
Kenaikan harga minyak mentah dunia, tutur dia, membuat beban keuangan negara sangat berat. Kenaikan harga BBM diyakini bisa mengurangi beban subsidi energi.
Mamit berpendapat, semestinya subsidi BBM bisa dialihkan secara langsung kepada masyarakat miskin dan sektor yang membutuhkan. Misalnya, pendidikan dan kesehatan. Dia berharap, kenaikan harga bahan bakar juga dapat mengurangi disparitas harga antara BBM bersubsidi dan non-subsidi.
Meski demikian, Mamit menuturkan kebijakan kenaikan harga BBM mesti diimbangi dengan ketersediaan bahan bakar di SPBU sehingga tidak terjadi kelangkaan atau antrean yang panjang. Selain itu, pemerintah perlu memberikan stimulus tambahan bagi masyarakat terdampak, seperti bantuan langsung tunai (BLT). Musababnya, kenaikan harga BBM akan menggerus daya beli masyarakat.
BISNIS | RIANI SANUSI PUTRI
Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Juga Berdampak ke Masyarakat Kelas Menengah, Ini Hitungannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.