Sinyal Harga BBM Bersubsidi Bakal Naik
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnya memberikan sinyal bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Rencana itu berembus seiring dengan terus bertambahnya anggaran subsisi hingga berpotensi menembus Rp 600 triliun.
"Jadi tolong sampaikan kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya sih harus kita siap-siap, kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," ujar Bahlil, 12 Agustus lalu.
Menurut Bahlil, anggaran subsidi BBM senilai Rp 500-600 triliun yang saat ini dianggarkan pemerintah sama dengan 25 persen total pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dia melihat porsi anggaran tersebut tidak sehat. "Jadi mohon pengertian baiknya."
Bahlil kemudian bercerita pengalamannya di Papua. Ia menyebut warga Papua tak protes jika harga BBM melambung sampai Rp 19 ribu per liter. Sedangkan di wilayah lain, warga kerap keberatan jika harga BBM naik meski kenaikannya sekitar Rp 1.000-2.000 per liter.
"Ya kita doakan lah, kalau ini katakan beban negara tinggi, ya yuk sama-sama kita. Mungkin inilah momentum untuk kita gotong royong, karena untuk menjaga fiskal kita juga agar sehat," ucap Bahlil.
Bahlil melanjutkan, kenaikan harga BBM tak terelakkan lantaran kondisi ekonomi global sedang tidak menentu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II kedua melaju hingga 5,44 persen dan inflasi terkendali di 4,35 persen, harga minyak dunia terus melonjak.