TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengakui sempat terjadi keterlambatan pengiriman bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite di sejumlah SPBU seiring dengan meningkatnya konsumsi. Namun, perseroan memastikan keterlambatan penyaluran ini tak berarti stok BBM bersubsidi tengah tiris.
"Tidak ada kelangkaan, kalau langka berarti tidak ada barangnya sama sekali. Sempat terjadi keterlambatan pengiriman, tapi saat ini telah berangsur normal. Stok juga dalam keadaan aman,” ujar Area Manager Communication, Relations & CSR, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan saat dihubungi Tempo pada Minggu, 14 Agustus 2022.
Eko menuturkan Pertamina saat ini belum melakukan pembatasan atau pengendalian penyaluran BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Meski begitu, dia mengimbau masyarakat untuk menggunakan BBM berkualitas dan ramah lingkungan serta yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan, seperti Pertamax.
"Kami mengimbau agar penggunaan BBM harus sesuai dengan peruntukkannya," kata dia.
Sekretaris Perusahaan Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting saat dihubungi terpisah mengatakan stok Pertalite dan Solar secara nasional masih tersedia. "Kalau bicara stok nasional di Pertamina sebenarnya posisinya aman," tutur dia.
Dia menjelaskan, stok Pertalite saat ini berada di level aman untuk stok 17 hari ke depan. Sementara stok solar aman dalam 19 hari ke depan. "Dan terus diproduksi. Artinya stok secara nasional di Pertamina mencukupi," tutur Irto. Kendati begitu, Irto tidak menjelaskan berapa banyak stok yang tersedia saat ini.
Sementara itu, Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menjelaskan penyaluran kuota BBM bersubdi sudah disesuaikan untuk kebutuhan nasional. Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menerangkan dalam setahun, kuota untuk BBM jenis Pertalite yang disalurkan sudah sebanyak 23,05 kiloliter.
“Berdasarkan realisasi tahun lalu (penyalurannya), melihat pertumbuhan ekonomi, disesuaikan dengan ketersediaan kuota. Tahun 2022 ini ekonomi bangkit, kebutuhan naik,” tutur dia.