Ketimbang menambah theme park seperti Dufan, Thomas mengatakan Ancol ke depan akan memprioritaskan belanja modalnya untuk pengembangan wahana-wahana yang mengandalkan teknologi digital dan artificial intelligence.
Modal yang diperlukan untuk penyediaan wahana digital ini, kata dia, jauh lebih kecil atau hanya satu per sepuluh dari kebutuhan membangun theme park.
Paralel dengan kebutuhan investasi yang lebih minim, kesempatan untuk balik modal pembangunan wahana digital pun lebih cepat. Thomas menaksir balik modal penyediaan atraksi wisata itu hanya 3-5 tahun.
Selain wahana digital, Ancol akan mengembangkan aset marina untuk membuka pasar wisata bahari. Ancol, kata dia, berencana membangun 3-4 dermaga yang dapat didarati kapal layar atau yacht berbagai ukuran. Perusahaan dengan kode emiten PJAA itu telah berkomunikasi dengan calon investornya dari Australia untuk mengembangkan dermaga.
Dengan demikian, ia berharap Ancol tidak lagi mengandalkan pendapatannya dari theme park atau sumber lain, seperti HTM alias tiket masuk. “Ini sudah tidak zaman. Tiket masuk itu seharusnya untuk ke wahana saja,” ucap Thomas Lembong.
Baca: Thomas Lembong Blak-blakan Cerita Ancol Tidak Berkembang: Banyak Proyek Mangkrak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.