INFO BISNIS - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengadakan pelatihan teknis untuk 1 juta petani dan penyuluh pendamping program READSI pada 8-14 Agustus 2022.
Pelatihan berlangsung secara luring di sejumlah lokasi, yakni Balai Diklat Teknis Pertanian Provinsi Gorontalo, BBPP Batangkaluku, Balai Diklat Provinsi Sultra, Balai Diklat Pertanian Sidera, Kabupaten Sigi, BBPP Kupang.
Pelaksana pelatihan adalah widyaiswara UPT Pelatihan Pusat dan UPT Pelatihan Provinsi, peneliti, petugas POPT, petugas Benih, praktisi dan perbankan. Materi yang diajarkan terdiri dari 7 materi kelompok inti dan 1 kali kunjungan lapangan yang meliputi Teknologi Benih, Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu, Teknologi Smart Farming, Pengolahan Hasil Pertanian (Nilai Tambah), Pengolahan Limbah Pertanian (By-Product), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Literasi Keuangan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pelatihan serentak tersebut untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian agar siap menghadapi perubahan iklim. "Salah satu solusi untuk mengatasinya dengan menggunakan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk adaptasi perubahan iklim," katanya.
Mentan menyambut baik kegiatan pelatihan sejuta petani dan penyuluh serta diharapkan terus melakukan inovasi-inovasi lain dalam rangka pelaksanaan adaptasi dan mitigasi iklim. “Khususnya untuk mengantisipasi perubahan iklim ekstrem yang terjadi di Indonesia. Kita punya alam yang bagus keterampilan yang banyak dan semua haraus terus kita perbaiki,” katanya.
Menurutnya, pelatihan ini akan memberikan keyakinan untuk melakukan Implementasi dari pelaksanaan teknologi pertanian. “Termasuk cara-cara baru pertanian, menggunakan digital system pertanian, dan smart farming. Mengimplementasikan kegiatan ini tentu tidak mudah, tetapi Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP harus terus melakukan pelatihan-pelatihan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam kondisi cuaca yang sangat ektrem ini. Oleh karena itu, BPPSDM dan Litbang harus berada di lapangan membantu petani dan penyuluh,” tutur Mentan.
Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan tentang fungsi utama penyuluh yakni menjadi fasilitator sehingga harus mampu mengakses sarana prasarana pertanian. Penyuluh juga harus mampu mengakses kredit usaha rakyat karena dapat menggerekan agribisninya, Penyuluh juga harus mampu mengakses pelatihan bagi petani dan mengakses offtaker.
“Penyuluh juga sebagai inovator, penemu dan berinovasi dengan teknologi spesifik lokasi, untuk mengembangkan teknologi yang dihasilkan dari badan litbang dan perguruan tinggi," kata Dedi.
Pelatihan teknis bagi penyuluh pertanian pendamping READSI merupakan hasil Mid Term Review supervisi IFAD dan Bappenas terkait sekolah lapang, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh dalam bidang pertanian dan meningkatkan kualitas pendampingan penyuluh kepada petani sasaran Program READSI.
Peserta Pelatihan teknis bagi Penyuluh Pendamping READSI akan mengajar pada sekolah lapang di lokasi READSI. Peserta pelatihan juga akan menjadi fasilitator pada Pelatihan Literasi Keuangan bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani di wilayah Program READSI yang akan dilaksanakan pada Tanggal 20 – 24 Agustus 2022 di 342 Desa secara serentak yang direncanakan akan dibuka oleh Menteri Pertanian di BBPP Batangkaluku. (*)