TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan ingin wisatawan domestik menjadi tulang punggung industri pariwisata Indonesia. Dengan begitu, dapat tercipta ketahanan ekonomi.
"Kita ingin turis domestik itu bisa 60-70 persen menjadi backbone industri kita," ujar Luhut dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022.
Terlebih, ketika pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia ikut melemah karena pembatasan kunjungan wisatawan asing ke Tanah Air. "Sehingga kalau terjadi, seperti Covid-19 kemarin, kita jangan sampai crowd-nya (kunjungannya) itu sampai habis ke bawah," ucapnya.
Pemerintah, kata dia, terus mengintegrasikan kegiatan dan kalender wisata di berbagai wilayah untuk menggenjot kunjungan wisatawan domestik ini. Salah satunya dengan menggelar Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 (F1H2O) di Danau Toba, Sumatera Utara, pada Maret 2023 mendatang.
"Sekarang persiapan sedang dijalankan. Itu nanti mengimbangi MotoGP di Mandalika. Jadi ada kegiatan-kegiatan internasional, kalender tahunan, kalender bulanan, dan kalender mingguan yang disusun di sana," tutur Luhut.
Tak hanya mendorong kunjungan wisatawan domestik, Luhut juga ingin ekonomi di daerah bisa dikembangkan sesuai dengan potensi daerahnya. Kunjungan wisatawan domestik juga didorong agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada kunjungan turis asing.
"Karena turis kita itu sekarang, terutama di Bali, itu setengah lebih adalah asing. Nah kita nggak mau itu lagi," kata Luhut.
Yang dilakukan pemerintah saat ini, menurut Luhut, adalah mengupayakan agar mencampur kegiatan ekonomi yang lebih luas ketimbang kegiatan pariwisata saja. "Sekarang kita dorong. Dan kita mix (campur), tidak hanya turis saja, ada juga kegiatan UMKM, pertanian, perikanan sesuai dengan daerahnya dan seterusnya. Sehingga dengan demikian, resiliensi ekonomi kita makin lebih kuat lagi ke depan."
ANTARA
Baca: Nagita Slavina Resmi Ditunjuk jadi CEO Es Teh Indonesia, Karyawan Sah jadi 'PNS'
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.