TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan peta jalan mitigasi dan kesiapan sektor ekonomi dalam menghadapi krisis keuangan akan menjadi salah satu agenda prioritas dalam pertemuan G20 Presidensi Indonesia. Negara-negara anggota G20 melihat pentingnya kesiapsiagaan ekonomi di tingkat dunia apabila terjadi darurat kesehatan.
Berkaca dari pandemi Covod-19, negara-negara di dunia perlu memiliki mitigasi apabila sewaktu-waktu menghadapi krisis. “Dua tahun terakhir kita dikagetkan dengan bagaimana kondisi ekonomi bisa sangat terpengaruh dan bisa dipengaruhi oleh sektor kesehatan,” kata Suahasil dalam acara Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) ke-23 Edisi T20, Jumat, 8 Juli 2022.
Suahasil mengatakan lima tahun lalu, tak ada yang menyangka bahwa sektor kesehatan atau virus akan berdampak sangat besar terhadap kegiatan ekonomi dunia. Ke depan, menurut dia, jika sektor kesehatan tidak siap, kegiatan ekonomi bisa terhenti seperti yang terjadi pada 2020 selama pagebluk Covid-19.
Walhasil, banyak negara bakal menghentikan kegiatan ekonomi untuk menanggulangi virus yang kala itu vaksinnya belum ditemukan. “Itu yang kita lakukan di 2020. Kalau diberhentikan, kegiatan ekonomi, berhenti juga konsumsi, investasi, ekspor, impor. Lalu yang bikin pertumbuhan ekonomi siapa? Pengeluaran pemerintah. Belanja dinaikkan,” katanya.
Peta jalan mitigasi ekonomi dalam menghadapi krisis akan disiapkan dalam bentuk suatu entitas yang sedang digodok di tingkat dunia. Nantinya entitas ini akan diwadahi Bank Dunia.
Sebelumnya, Dewan Direktur Bank Dunia menyetujui pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan yang akan membiayai investasi paling penting saat ini, yaitu kesehatan. Selain itu, FIF akan memperkuat kapasitas pembiayaan kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons (PPR) pandemi di tingkat nasional, regional, serta global, dengan fokus terhadap negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Dana tersebut akan membawa tambahan atas sumber daya khusus untuk PPR pandemi, memberi insentif kepada negara-negara untuk meningkatkan investasi pada PPR pandemi, meningkatkan koordinasi di antara para mitra, dan berfungsi sebagai platform untuk advokasi kesehatan.
Menurut keterangan resmi Kementerian Keuangan pada 1 Juli lalu, gagasan pembentukan mekanisme pembiayaan kesehatan global awalnya telah dikemukakan oleh Panel Independen Tingkat Tinggi (High Level Independent Panel/HLIP) G20 pada 2021.
Gagasan ini dieksplorasi oleh para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan di bawah naungan Presidensi G20 Italia. Puncaknya akan dituangkan dalam Deklarasi Roma Pemimpin G20.
Melalui Deklarasi tersebut, para pemimpin G20 menyepakati untuk membentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan dan Kesehatan (Joint Finance and Health Task Force/JFHTF) yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Italia, dan menugaskannya untuk mengembangkan modalitas untuk pembentukan mekanisme pembiayaan baru untuk PPR pandemi selama Kepresidenan G20 Indonesia.
Setelah pembahasan yang ekstensif dan komprehensif oleh Gugus Tugas, pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Kesehatan Gabungan G20 di Indonesia pada 21 Juni 2022, para Menteri telah menyatakan dukungan untuk pembentukan FIF di bawah pengelolaan Bank Dunia. FIF akan melengkapi pembiayaan dan dukungan teknis yang telah diberikan oleh Bank Dunia dengan memanfaatkan keahlian teknis dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan melibatkan organisasi penting lainnya.
Tujuan FIF adalah menyediakan pembiayaan untuk mengatasi kesenjangan dalam pembiayaan PPR pandemi untuk memperkuat kapasitas negara (domestik) di berbagai bidang seperti pengawasan penyakit, sistem laboratorium, tenaga kerja kesehatan, komunikasi dan manajemen darurat, dan keterlibatan masyarakat. FIF ini juga dapat membantu mengatasi kesenjangan dalam memperkuat kapasitas regional dan global, misalnya, dengan mendukung berbagi data, harmonisasi peraturan, dan kapasitas untuk pengembangan yang terkoordinasi, pengadaan, distribusi dan penyebaran tindakan pencegahan serta pasokan medis penting.
Baca: Bos Pertamina Cerita Dilema Naikkan Harga Pertamax: Ada Kemungkinan Shifting ke Pertalite
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini