TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjamu makan siang sejumlah tokoh menjelang pengumuman reshuffle kabinet di Istana Negara, Jakarta, pukul 13.30 WIB Rabu, 15 Juni 2022.
Jamuan makan siang ini dihadiri 7 ketua umum partai politik anggota koalisi serta beberapa tokoh lainnya.
Membahas soal makan siang, pernahkah Anda mendengar idiom “Tidak ada makan siang yang gratis” atau “No free lunch”?
Lalu apa maksud idiom atau ungkapan ini dan sejak kapan idiom ini digunakan?
Pemenang Nobel Bicara No Free Lunch
Pemenang Nobel Milton Friedman suka mengatakan, “Tidak ada yang namanya makan siang gratis.”
Mengutip dari Investopedia.com, ungkapan “Tidak ada makan siang yang gratis” merupakan ungkapan menggambarkan bahwa hal-hal yang tampak gratis selalu memiliki biaya yang harus dibayar oleh seseorang.
Atau bahwa tidak ada sesuatu pun dalam hidup yang benar-benar gratis.
Muasal Ungkapan Tak Ada Makan Siang Gratis
Awal ungkapan “No free lunch” rupanya telah ada tahun 1800-an. Menurut laporan New York Times pada 1872, untuk menarik pelanggan, banyak bar di Crescent City (New Orleans), Amerika Serikat menawarkan makan siang gratis.
Tetapi jika ingin minum, mereka harus bayar. Pemilik bar sengaja menawarkan makan siang gratis, di mana biaya makanan tersebut ditanggung dari pembelian minuman. Jadi Meskipun berkedok gratis, sebenarnya pelanggan tetap membayar.
Lalu, bagaimana jika pelanggan tidak membeli minum? Masih mengutip Investopedia.com, pemilik bar sengaja membuat makanannya tinggi garam, sehingga mau tak mau pelanggan membeli minum. Bahkan membeli minum tambahan. Jadi meskipun makanannya digratiskan kala itu, tetapi tetap “Tidak ada makan siang yang gratis”.
Di bidang ekonomi, ungkapan “Tidak ada makan siang yang gratis” menjelaskan konsep biaya peluang. Artinya, untuk setiap pilihan yang dibuat, ada alternatif yang tidak dipilih yang juga akan memberikan beberapa manfaat.
Misalnya, produk dan layanan yang diberikan secara gratis kepada pelanggan tertentu, sebenarnya biayanya ditanggung oleh orang lain. Gampangnya, suatu pabrik memberikan diskon produk di suatu wilayah, tetapi di wilayah lain menaikkan harga produk tersebut.
Tapi, seiring berkembangnya zaman, ungkapan “Tidak ada makan siang yang gratis” kemudian memiliki makna dalam konteks yang berbeda.
Misalnya, pada 1933, mantan walikota New York City Fiorello H. La Guardia menggunakan frasa Italia “È finita la cuccagna!” atau “Tidak ada lagi makan siang gratis”.
Idiom itu Guardia gunakan dalam kampanyenya melawan kejahatan dan korupsi. Dewasa ini, istilah “Tidak ada makan siang yang gratis” digunakan untuk menggambarkan melakukan sesuatu dengan maksud tertentu. Seperti ada udang di balik batu.
Misalnya, kolega Anda mentraktir makan siang atau memberikan sesuatu. Anda dapat makan atau sesuatu gratis tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Tapi, benarkah Anda mendapatkan hal yang benar-benar gratis? Anda memang tidak terbebani dalam bentuk uang, tetapi justru beban moral.
Anda tidak mungkin menolak permintaan bantuan kolega di kemudian hari, yang telah mentraktir makan siang. Artinya, saat Anda berkenan ditraktir, Anda sudah tahu kolega Anda berpeluang mendapatkan bantuan Anda di lain waktu. Karena “Tidak ada makan siang yang gratis”.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca : 4 Cara Mudah untuk Mencapai Jalan Kaki 10 Ribu Langkah Setiap Hari
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.