Keputusan pemerintah mengerek tarif listrik untuk pelanggan nonsubsidi diakui membuat pengusaha logistik dengan pendingin, Paxel, agak berat. Direktur Utama Paxel.co Zaldy Masita merincikan konsumsi listrik selama ini berkontribusi sekitar 5 persen terhadap biaya operasional.
“Paxel ini kan banyak menggunakan freezer, chiller, cold storage yang listriknya besar ya, otomatis cost naik,” katanya.
Walau begitu, sebenarnya, Zaldy menyebut biaya listrik masih kalah dibandingkan dengan biaya solar yang mencapai 20 persen. “Jadi selain berat di listrik, sekarang ini kami juga deg-degan menunggu keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM atau tidak. Kalau naik juga, ya, otomatis kami harus menaikkan tarif nih,” ujar dia.
Menurut Zaldy, asumsi makro pemerintah tahun ini dan 2023 masih terlalu optimistis. “Kami di lapangan enggak demikian melihatnya. Pulih sih pulih, tapi daya beli masih belum stabil. Daya beli tinggi hanya saat Lebaran. Setelah Lebaran, permintaan drop lagi, bahkan sangat dalam. Penurunannya sekitar 70-80 persen.”
Karena itu, Zaldy berharap pemerintah bisa mengkaji kembali keputusan kenaikan tarif listrik maupun harga BBM. Para pengusaha khawatir, aneka kenaikan tarif ini akan kontraproduktif dengan upaya pemulihan ekonomi.
RACHMA TRI WIDURI
Baca: Prediksi Penerimaan Perpajakan 2022 Naik 15,3 Persen, Ini Alasan Kemenkeu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini