Adi mengimbuhkan, ke depan, kebutuhan listrik IKN bakal dipasok dari sistem interkoneksi Kalimantan yang saat ini menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Kebutuhan listrik untuk sistem interkoneksi di Kalimantan mencapai 1.305 megawatt (MW).
Sementara itu, total kapasitas daya mesin pembangkit sebesar 1.729 MW. Dengan demikian, akan terdapat cadangan daya sebesar 424 MW.
Saat ini, pencanangan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Titik Nol IKN juga ditandai dengan beroperasinya Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) perdana di kawasan IKN. Adi berharap keberadaan SPLU itu dapat membantu aparat, pemerintah, hingga masyarakat untuk mendapatkan listrik yang berkualitas saat berkunjung di Titik Nol.
Selanjutnya pada tahap prakonstruksi, PLN bakal membangun dua gardu induk (GI) mobile yang terletak di sekitar Titik Nol dengan kapasitas masing-masing 30 Mega Volt Ampere (MVA). Gardu Induk mobile tersebut akan terhubung di jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Kariangau-Petung dan ditargetkan rampung pada Agustus dan Desember 2022.
“Untuk jangka pendek, dua buah GI yang akan kami bangun di sekitar wilayah Gresik menggunakan peralatan trafo mobile yang kami relokasi dari Pulau Jawa,” kata Adi.
Baca juga: Jokowi dan PM Australia Bahas Dana Infrastruktur Rp 2 Triliun, Untuk IKN?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.