Sepanjang tahun 2021, perusahaan Asuransi Jiwasraya mencatatkan rugi bersih Rp 1,35 triliun. Nilai tersebut anjlok hingga 66,5 persen (YoY) dari sebelumnya yang merugi Rp 4,04 triliun.
Perusahaan tercatat memiliki aset senilai Rp 13,7 triliun pada 2021, turun 12,8 persen (YoY) dari sebelumnya Rp 15,7 triliun. Aset itu terdiri dari aset investasi Rp 2,7 triliun dan aset bukan investasi Rp 11 triliun.
Pada 2021, Jiwasraya masih menggenggam deposito berjangka senilai Rp 435,6 miliar, surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan Indonesia senilai Rp 107,8 miliar, pinjaman polis Rp 9,47 miliar, dan aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 2,15 triliun.
Adapun nilai aset tanah dan bangunan untuk investasi pada 2021 itu tumbuh 34,4 persen (YoY) dari sebelumnya Rp 1,6 triliun. Hal itu membuat aset investasi Jiwasraya mencapai Rp 2,7 triliun pada tahun lalu atau tumbuh 26 persen.
Sedangkan portofolio investasi Jiwasraya pada 2021 relatif sama dengan 2020. Selama tahun 2019 Jiwasraya masih menggenggam instrumen lainnya seperti saham Rp 1,65 triliun, reksa dana Rp 1,65 triliun, obligasi Rp 692,8 miliar, medium term notes (MTN) Rp 473,9 miliar, SBN Rp 3,15 triliun, efek beragun aset Rp 12,1 miliar, penyertaan langsung Rp 777,8 miliar, dan pinjaman polis Rp 89,02 miliar.
Dalam laporan keuangan itu, Jiwasraya disebutkan mencatat rasio pencapaian atau risk based capital (RBC) minus 520,87 persen pada 2021. Angka tersebut turun ketimbang RBC tahun 2020 yang berada di minus 1.003,67 persen. Meski begitu, RBC Jiwasraya berada jauh di bawah batas minimal yang ditentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni 120 persen.
BISNIS
Baca: Luhut Sebut Turis Lokal Bayar Rp 750.000 Masuk Borobodur, Bagaimana Wisman?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.