TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu, menyindir Menteri BUMN Erick Tohir yang terlalu sering kampanye namun tidak mau masuk ke partai politik. Menurut Masinton, setiap masyarakat sipil yang ingin dicalonkan sebagai presiden maupun wakil presiden harus ikut masuk partai politik.
"Di mana-mana majang foto menteri BUMN. Goal-nya jelas, enggak usah dikamuflase lagi, menggalang dukungan untuk calon presiden atau wakil presiden," ujar Masinton Pasaribu dalam diskusi yang diselenggarakan oleh MNC Trijaya, Sabtu, 14 Mei 2022.
Masinton mengatakan, tugas partai politik hari ini harus mampu memotong modus oligarki pemodal yang ingin mendikte partai politik. Ia mengingatkan partai maupun gabungan partai politik dalam koalisi manapun baha oligarki pemodal tersebut adalah pihak yang merusak negara.
"Ini nih yang harus dipotong. Ini yang bikin rusak negara, oligarki pemodal ini. Dia tidak mau berkeringat membangun partai politik kemudian dengan mengandalkan duitnya, dia merasa bisa dikte, udah nanti kita beli aja itu partai politik," kata Masinton.
Masinton juga mengkritik Erick Tohir yang dinilai kerap menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye. "Jangan merasa, oh gue populer nih. Apalagi nebeng fasilitas negara. Punya uang nih, terus lu bisa dikte. Enggak boleh," tuturnya.
Menurut dia, partai politik harus menjaga marwahnya sebagai lembaga yang diamanatkan secara konstitusional dan jangan tergoda menjual tiket pencalonan. Kecuali, kata Masinton, figur-figur TNI dan Polri yang memang diatur Undang-undang untuk tidak memasuki partai politik.
"Koalisi juga jangan jadi sekedar loket untuk pemburu kekuasaan tadi. Jangan berubah menjadi partai dagang," kata Masinton.
Masinton juga menyebutkan, tugas partai politik ada membangun etik dan kebudayaan sehingga terjadi politik yang beradab. Maka, kata Masinton, elit-elit partai politik harus membawa kontestasi politik dengan edukasi dan nilai-nilai yang rasional.