"Sehingga secara umum Bendungan Keureuto merupakan bendungan multifungsi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Aceh Utara," ucap Heru.
Bendungan Keureuto tercatat sebagai satu dari sekian bendungan terbesar di Sumatera yang dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.
Adapun pembangunan bendungan tersebut dimulai sejak tahun 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp 2,68 triliun dan dilaksanakan bertahap melalui empat paket. Adapun kontraktor yang terlibat meliputi: PT Brantas Abipraya (Persero) - PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) untuk paket 1, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk paket 2, PT Hutama Karya-Perapen untuk paket 3, dan Abipraya – Indra – Nusa, KSO untuk Paket Penyelesaian.
Secara keseluruhan, pemerintah melalui Kementerian PUPR berkomitmen menyelesaikan pembangunan 61 bendungan pada periode 2014 - 2024. Pada tahun 2021 tercatat sudah 29 bendungan selesai dibangun dan sisanya 32 bendungan dalam masa konstruksi (on going).
Dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 52 bendungan di antaranya dengan total kapasitas tampung 3.734,09 juta meter kubik yang memiliki potensi pemanfaatan untuk layanan irigasi tersebar di 71 Daerah Irigasi (DI) yang terdiri dari 16 DI bersumber dari bendungan selesai dan 55 DI dari bendungan on going.
ANTARA
Baca: Ramai Petisi Tolak Komisi 20 Persen, Begini Penjelasan Lengkap Grab dan Gojek
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.