Salah satu negara yang akan paling terdampak dari kebijakan larangan ekspor ini adalah India. Salah satu importir CPO terbesar di dunia tersebut mengandalkan impor minyak kelapa sawit sebagai alternatif minyak biji kedelai, minyak biji matahari, dan minyak kanola yang harganya lebih mahal.
Lebih jauh, Sandu menilai kebijakan tersebut bakal berpotensi mempercepat laju inflasi bahan pangan global dan dapat memicu krisis pangan dunia. “Pemberhentian pengiriman minyak goreng dan bahan bakunya, yang digunakan di beragam produk mulai dari kosmetik hingga kue, dapat meningkatkan biaya produsen makanan kemasan,” katanya dikutip dari Bloomberg.
Presiden Jokowi sebelumnya mengumumkan bahwa Pemerintah Indonesia akan melarang ekspor minyak goreng dan bahan bakunya. Kebijakan itu diberlakukan mulai Kamis, 28 April 2022, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan tersebut diambil kepala negara usai memimpin rapat yang diikuti jajaran menteri untuk membahas terkait pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Presiden berjanji akan memantau langsung dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan tersebut.
"Agar ketersediaan minyak goreng di dalam negeri melimpah dengan harga terjangkau," kata Jokowi dalam pernyataan yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat pekan lalu, 22 April 2022.
BISNIS | ANTARA
Baca: AirAsia Aktifkan Lagi 11 Penerbangan Rute Internasional, Cek Tujuannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.