Adapun aset PZZA pada akhir 2021 mencapai Rp 2,21 triliun, atau 0,7 persen lebih rendah daripada posisi akhir 2020 di angka Rp 2,23 triliun. Perusahaan pun mengantongi total aset Rp 2,21 triliun di akhir tahun 2021.
Jika dilihat dari liabilitas PZZA tercatat turun 2,83 persen menjadi Rp 1,05 triliun dan total ekuitas naik 1,3 persen menjadi Rp 1,16 triliun.
Analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriela dan Marcella Regina sebelumnya dalam riset yang dirilis beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa penjualan PZZA masih menunjukkan kinerja positif pada awal 2022. Hal ini terlepas dari sejumlah pembatasan yang diberlakukan pemerintah akibat penyebaran varian Omicron.
Rata-rata pertumbuhan tiap gerai (SSSG) pada dua bulan pertama 2022 tercatat naik 14,6 persen year to date (ytd). Kontribusi dine-in tumbuh 14,1 persen dan layanan pengiriman naik 15,7 persen.
Patricia dan Marcella menyebutkan Pizza Hut lebih agresif dengan memperkenalkan varian pizza musiman, seperti pizza berbentuk hati pada momen Valentine dan pizza dimsum saat Tahun Baru Imlek yang berhasil mendorong kunjungan. "PZZA mengklaim bahwa produk baru bisa berkontribusi 10 sampai 20 persen dari penjualan normal,” kata Patricia dan Marcella.
BISNIS
Baca: Faisal Basri Sebut Jokowi Pakai Metode Injak Kaki untuk Tekan Inflasi, Artinya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.