TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat, 25 Maret 2022, dimulai dari Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan di depan Presiden Jokowi bahwa hari ini menteri dan kepala daerah lupa berpolitik hingga gurita bisnis Juragan 99.
Adapula berita tentang Presiden Jokowi memberi peringatan kepada Kementerian Pendidikan yang dipimpin Nadiem Makarim hingga Bank Mandiri meminta maaf kepada para nasabahnya setelah layanan aplikasi Livin mengalami masalah.
Berikut empat berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang kemarin:
1. Di Depan Jokowi, Luhut: Hari Ini Para Menteri dan Kepala Daerah Lupa Berpolitik
Di depan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan para pembantu presiden dan kepala daerah terus bekerja meningkatkan penyerapan produk dalam negeri (PDN). Upaya ini dilakukan agar negara bisa mengurangi ketergantungan terhadap belanja impor dan meningkatkan ekosistem produk lokal.
“Jadi kerja sama tim dari mulai Mendagri (Menteri Dalam Negeri), Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Pak Teten (Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki), Pak Anas (Bupati Banyuwangi Azwar Anas), para bupati dan gubernur luar biasa. Mereka semua cinta republik ini karena mereka juga melihat peluang untuk menciptakan lapangan kerja,” kata Luhut dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali seperti yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 25 Maret 2022.
Luhut menjelaskan kementerian dan lembaga di bawah koordinasinya telah membentuk tim Penguatan Penggunaan Produk Dalam Negeri atau P3DN. Saat ini P3DN tersebar di 25 kementerian dan lembaga, 8 badan usaha milik negara (BUMN), dan 103 pemerintah daerah.
Dengan program tersebut, Luhut memperkirakan kontribusi belanja APBN dan APBD untuk produk dalam negeri bisa mencapai Rp 400 triliun. Angka ini dapat ditingkatkan hingga Rp 500 triliun pada belanja pada April mendatang.
Luhut memperkirakan penyerapan produk dalam negeri mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Menyitir riset Badan Pusat Statistik, jika Rp 400 triliun belanja pemerintah dialokasikan untuk produk dalam negeri, angka itu bisa mendorong pertumbuhan 1,61-1,7 persen.
Baca berita selengkapnya di sini.