Lebih jauh, Bahana memperkirakan konflik yang terjadi di Eropa Timur itu bisa berdampak terhadap pasokan dan harga gandum. Walhasil, produk-produk dengan bahan dasar gandum di Indonesia bakal turut terdampak.
"Persiapkan jika harga roti, sereal, dan mi instan Anda naik, atau ukurannya menjadi lebih kecil, seperti tempe atau tahu (yang terdampak oleh kenaikan harga kedelai)," tulis ketiganya dalam catatan resmi, dikutip pada Senin, 7 Maret 2022.
Nilai impor gandum Indonesia dari Ukraina pada tahun lalu sebesar US$ 946 juta. Nilai tersebut adalah yang terbesar dari total impor komoditas bernomor HS10 yang mencapai US$ 3 miliar.
HS10 merupakan kode perdagangan untuk komoditas sereal, yang di antaranya gandum, jagung, beras, biji-bijian, dan sereal lainnya. Tak hanya gandum, minyak sawit atau crude palm oil (CPO) menjadi komoditas yang dapat terpengaruh oleh konflik di Eropa Timur.
Sebaliknya, Rusia dan Ukraina tercatat mengandalkan pasokan CPO dari Indonesia. "Tahun lalu, Indonesia mengekspor US$1,1 miliar minyak sawit ke Rusia dan Ukraina, menyumbang 3 persen dari ekspor CPO Indonesia (senilai US$ 32,8 miliar)," tulis ketiganya.
BISNIS
Baca: Turis dari 23 Negara Dapat Visa on Arrival di Bali per Hari Ini, Simak Daftarnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.