Lutfi mengatakan, jika kuantitas pembelian dari Cina naik, maka harga juga ikut naik. Faktor geopolitik Rusia dan Ukraina ternyata juga diduga menjadi penyebab kenaikan harga kedelai.
“Yang terakhir ini terjadi ketegangan antara Rusia dengan Ukraina, yang menyebabkan naiknya harga terigu. Nah terigu itu bersamaan dengan harga kedelai, hal-hal itu yang menyebabkan tingginya harga,” kata Lutfi.
Selain itu, Mendag juga memaparkan, apabila harga kedelai sampai US$ 18 per bushel, pihaknya akan mengeluarkan mekanisme supaya tidak memberatkan. Mengenai kelanjutannya, Lutfi mengklaim masih mengajak diskusi dengan perajin, pedagang, dan koperasi.
Para perajin tahu tempe di sejumlah lokasi mulai mogok produksi hingga beberapa hari ke depan karena lonjakan harga kedelai impor. Ratusan perajin tahu tempe di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, misalnya, siap menghentikan produksi sementara selama tiga hari ke depan mulai Senin besok sampai Rabu (21-23 Februari 2022) karena tingginya harga kedelai impor di pasaran.
"Kita sepakat menerima keputusan Puskopti Jakarta untuk melakukan mogok produksi agar pemerintah dapat menstabilkan kembali harga kedelai di pasaran," kata Mad Soleh (55 tahun), perajin tahu di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Minggu 20 Februari 2022.
Baca: Negara Lain Mulai Transisi Pandemi ke Endemi, Luhut Sebut RI Tak Perlu Latah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.