Dari sisi neraca perdagangan, ekspor Indonesia tercatat meningkat 41,9 persen dengan nilai US$ 232 miliar sepanjang 2021. Capain tersebut salah satunya didorong industrialisasi hilirisasi besi dan baja. Jokowi menyebut angka ini tertinggi sepanjang sejarah. Adapun impor juga terkerek naik 38,6 persen, yang mengindikasikan aktivitas ekonomi dalam negeri menguat.
Kemudian dari sisi keyakinan konsumen, indeks kepercayaan konsumen juga kembali meningkat ke level 118,3 pada Desember 2021. “Sehingga mendorong belanja ke masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi dari masa sebelum pandemi, sebagaimana ditunjukkan oleeh indeks belanja yang disusun Mandiri Sekuritas,” kata Jokowi.
Selanjutnya dari indikator lain, Jokowi mengatakan inflasi Indonesia pada Januari 2022 telah terjaga di tingkat yang rendah, yakni 2,18 persen secara year on year. Cadangan devisa per Januari 2022 pun telah naik mencapai US$ 141,3 miliar. Angka ini, Jokowi berujar, membawa indonesia pada posisi yang lebih baik menghadapi tantangan eksternal.
Menurut Jokowi, pemulihan ekonomi didorong oleh berbagai respons kebijakan pemerintah untuk menyeimbangkan kondisi dalam negeri. Pada 2021, dia mengklaim pemerintah berhasil mengendalikan gelombang kedua pandemi Covid-19 akibat munculnya varian Delta.
Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi akan bisa lebih meningkat pada 2022. “Tahun 2022 menyajikan berbagai peluang transformasi dan pertubmuhan ekonomi yang lebih baik, teurtama di green ekonomi dan teknologi informasi,” tutur Jokowi. Penanganan pandemi Covid-19 dan percepatan vaksinasi, dia melanjutkan, akan menjadi faktor kunci pemulihan ekonomi.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Pangkas Biaya Logistik, Jokowi Minta Perbaiki Jalan ke Sentra Produksi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.