Senada dengan Muji, Ahmadi (68), yang sehari-hari berjualan gorengan, bersyukur. Sebab, minyak goreng curah tersebut dijual dengan harga Rp 10.500 per liter tanpa maksimal pembelian.
Ahmadi meminta pemerintah dan produsen yang menjual minyak goreng curah mengutamakan konsumen rumah tangga bukan pedagang yang membeli dengan puluhan jeriken.
Dia rela antre minyak goreng curah murah lantaran harus memenuhi kebutuhan. Sebab, ketika harga minyak goreng naik, ia hanya bisa mengeluh dan pasrah.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk menggelar hal serupa sekali seminggu bagi konsumen rumah tangga.
“Pokoknya pemerintah itu setiap hari atau sekali seminggu mengadakan bulog kaya gini tapi untuk masyarakat biasa bukan pedagang,” kata Ahmadi.
Dalam kesempatan yang sama, Mendag Muhammad Lutfi menegaskan bahwa dalam dua atau tiga hari ke depan harga minyak goreng kemasan maupun curah di pasar tradisional mengikuti harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan, yaitu minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng premium Rp 14 ribu per liter.
MUTIA YUANTISYA
Baca: Kata Mendag Soal Minyak Goreng di Pasar Masih Ada di Atas Harga Eceran Tertinggi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.