TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan tidak mungkin ekosistem dapat terbangun jika pemangku kepentingan masing-masing egois. Begitu juga dalam membangun ekosistem pangan atau pertanian, khususnya ekosistem kopi.
"Toh berdasarkan sila kelima Pancasila adalah kesejahteraan untuk semua. Tidak mungkin negara kita ekonominya terus tumbuh kalau tidak rukun," kata Erick dalam peluncuran project manajement office (PMO) Kopi Nusantara yang disiarkan secara virtual Ahad, 30 Januari 2022.
Menurutnya, tidak mungkin keseimbangan ekonomi dapat diwujudkan jika yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Karena itu, menurutnya, suatu ekosistem bisa berhasil dapat dibangun maka kesejahteraan dirasakan semua.
Dia menuturkan salah satu alasan membangun ekosistem kopi, karena, melihat 96 persen dari pada ekosistem kopi adalah petani. Ekosistem itu berbeda dengan sawit, di mana 60 persen swasta dan 40 persen petani.
Erick menegaskan bahwa semua pihak termasuk pemerintah pusat, daerah, dan swasta, harus bersama-sama merajut ekosistem Indonesia untuk kesejahteraan semua. "Bukan mengental untuk sebagian kelompok. Karena kalau mengental sebagian kelompok, tidak harmonis tidak rukun, akhirnya ada gonjang ganjing," kata dia.
Dalam ekosistem yang baik, kata dia, ada petani, pemberi modal atau pinjaman, pembeli, dan penjamin atau asuransi.
"Jangan saling menginjak sekedar untuk kepentingan jangka pendek. Supaya ekosistem kita maju, ekosistem Indonesia, bukan ekosistem Cina, bukan ekosistem Amerika," kata Erick.
HENDARTYO HANGGI
BACA: Erick Thohir Berharap BNI Jadi Katalisator Pemulihan Ekonomi