Pada kesempatan yang sama Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan kinerja pembiayaan segmen hijau BNI pada 2021 mencapai Rp172,4 triliun atau 29,6 persen dari total portofolio kredit BNI.
Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp117 triliun. Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.
“Kinerja pembiayaan hijau yang positif, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021. Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” jelas dia.
Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir menyampaikan kredit korporasi pada 2021 membukukan pertumbuhan positif akibat kinerja positif di manufacturing, konstruksi, FMCG, transportasi, dan telekomunikasi.
“Strategi BNI pada segmen kredit korporasi tersebut antara lain melalui ekspansi kredit yang selektif dengan fokus pada Top Tier korporasi di industri yang resilience dan sustainable serta memberikan solusi perbankan yang komprehensif kepada client,” ujarnya.
Menurutnya, memasuki tahun 2022 terdapat tiga tema kunci ekonomi yang telah masuk ke dalam antisipasi pelaku industri perbankan. Pertama, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh optimisme terhadap keberlangsungan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi.
Kedua, laju inflasi yang kami perkirakan meningkat pada kisaran 2-4 persen.
Implikasi dari kedua hal tersebut adalah proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi serta kualitas aset yang terus membaik. Selain itu sebagai dampak tapering AS, BNI memproyeksikan suku bunga acuan BI akan naik ke level 3,5-4 persen di tahun ini.
“Namun, BNI telah menetapkan langkah strategis untuk mengoptimalkan dana berbiaya murah (CASA) dalam mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif kepada pelaku industri utama di sektor-sektor ekonomi unggulan,” sebutnya.
BACA: BNI Berencana Akuisisi 63,92 Saham Bank Mayora, untuk Dijadikan Bank Digital?