TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan secara umum masyarakat Indonesia belum membutuhkan vaksin booster atau vaksin penguat. Pandu berujar, Indonesia masih cukup andal dalam menghadapi penyebaran kasus Covid-19 sampai tahun depan.
“Yang kita pikirkan, dampak terbesar dari strategi vaksinasi adalah sampai sekarang kita tidak mengalami lonjakan (kasus Covid-19). Bahkan kita tidak mendesak untuk booster,” ujar Pandu dalam diskusi bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) secara daring, Kamis, 23 Desember 2021.
Pandu melanjutkan, dua dosis vaksin Covid-19 yang diterima masyarakat saat ini sudah cukup untuk mengatasi memburuknya kondisi tubuh akibat terinfeksi virus Corona dan varian-varian barunya. Vaksin juga mencegah penyebaran Covid-19 meluas.
Menurut Pandu, ini terbukti sejak kasus Covid-19 merebak setelah munculnya varian Delta--yang dibarengi dengan peningkatan vaksinasi. Mulai Agustus hingga Desember, Pandu menyebut tak ada lagi lonjakan penularan virus signifikan karena vaksin Covid-19 telah diterima oleh hampir sebagian penduduk Indonesia.
Merujuk pada survei serologi DKI Jakarta, Pandu menyatakan, vaksin Covid-19 di Indonesia berhasil membentuk kekebalan sebanyak 70 persen. Kekebalan tubuh juga meningkat bagi masyarakat yang pernah terinfeksi virus Corona.
Karena itu, Pandu menyebut vaksin penting untuk diterima 100 persen masyarakat Indonesia. Ia mengatakan pemerintah harus menyusun strategi baru untuk memperluas capaian vaksinasi. Salah satunya melalui pendekatan vaksin keluarga.
“Pada umumnya yang vaksinasi adalah pelaku perjalanan dan pekerja. Sedangkan ibu rumah tangga belum banyak. Anak-anak apalagi. Jadi strategi vaksinasi di Indonesia harus berbasis keluarga,” ujar Pandu.
Strategi berbasis keluarga ini menjadi langkah penting bila pemerintah ingin melanjutkan capaian vaksin dosis lengkap untuk lebih dari 50 persen penduduk Indonesia. “Namun kalau dasarnya (menolak vaksin) karena ideologi susah. Jadi yang penting adalah edukasinya bahwa vaksin itu kemanusiaan, untuk kepentingan bersama,” kata Pandu Riono.
Baca: Digugat Rp 1 T, BRI Sebut Sudah Minta Nasabah Kembalikan Dana Salah Transfer
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.