TEMPO Interaktif, Jakarta: Direktur Utama Pertamina, Ari H. Soemarno, membantah terjadi kelangkaan bahan bakar minyak. Yang terjadi adalah gangguan pasokan.
"Itu nggak bisa dikatakan sebagai kelangkaan," kata Ari seusai menjelaskan sejumlah pompa bensin yang tidak memiliki pasokan bensin premium kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (7/1). "Kalau kita butuh lima hingga sepuluh menit untuk cari SPBU, masa disebut kelangkaan?"
Ia menambahkan, "Kalau harus antri lima hingga sepuluh menit itu bukan kelangkaan. Kok kita manja benar."
Ari mengatakan, kepada Wakil Presiden ia menjelaskan bahwa terjadi gangguan pasokan pada 130 dari 4.300 pompa bensin atau tiga persen dari total pompa bensin yang ada.
Ia juga mengatakan dari 640 pompa bensin di Jakarta dan sekitarnya, yang kosong sebanyak 57 buah. "Itu hanya masalah gangguan supply terhadap beberapa SPBU. Jadi, suatu kelangkaan umum itu sebetulnya tidak ada sama sekali. Kalau cari jauh sedikit pasti ada," ujarnya.
Keterlambatan pasokan, tambahnya lagi, karena para pemilik pompa bensin khawatir harga turun yang bisa membuat mereka rugi. Selain itu, pembelian terhambat karena bank tutup pada 31 Desember.
Untuk mengatasi tutupnya bank, kata Ari, Pertamina memberi kredit sehingga pemilik pompa bensin bisa utang terlebih dahulu untuk membeli bensin. Sejak itu, bahan bakar mulai mengalir keluar depot Plumpang. "Tapi kebutuhan banyak sehingga butuh waktu untuk recovery (pulih)," ujarnya.
Ari mengklaim bahwa pasokan bahan bakar sudah normal sejak Selasa (6/1) dan kalaupun ada yang kosong, tinggal satu atu dua pompa bensin saja. Ia meminta media massa dan polisi memeriksa informasi kekosongan stok.
"Di Surabaya ada pengaduan SPBU kosong, tapi dicek tidak ada. Karena tidak mungkin SPBU kami tidak ada stok," katanya.
Pertamina, tambah Ari, juga akan bertemu seluruh pemilik pompa bensin untuk
membahas pasokan bahan bakar.
KURNIASIH BUDI