Sunindyo menyebut produksi batu bara tahun ini memang belum mencapai target karena adanya pengaruh cuaca La Nina sejak pertengahan 2021. Terutama, di daerah produksi batu bara seperti di Kalimantan. "Curah hujannya tinggi sekali," kata dia.
Dengan alasan keselamatan dan penataan tambang itu sendiri, kata Sunindyo, ada beberapa perusahaan tidak bisa merealisasikan produksinya. Meski demikian, ia menyebut secara umum perusahaan tambang tersebut akan tetap berupaya melakukan produksi sesuai rencana yang sudah disetujui pemerintah.
Walau produksi belum mencapai target, uang yang masuk dari tambang baru bara ke kas negara sudah berlebih dari rencana awal. PNBP dari sektor mineral dan batu bara mencetak rekor tertinggi di tahun ini.
Hingga 10 Desember, angkanya sudah mencapai Rp 70,05 triliun atau realisasinya mencapai 179,14 persen dari target di APBN yang hanya Rp 39,1 triliun. "Ini merupakan pencapain tertinggi dari realisasi PNBP selama ini," kata Direktur Penerimaan Mineral dan Batu Bara, ESDM, Muhammad Wafid.
Wafid menyebut pencapaian PNBP ini tidak hanya didominasi oleh tingginya harga komoditas, khususnya batu bara. Menurut dia, pengelolaan dari pemerintah juga turut berkontribusi pada kenaikan realisasi ini. "Karena kami mewajibkan seluruh wajib bayar untuk segera melunasi PNBP sebagaimana kewajiban kepada negara," kata dia.
Baca juga: Usai Suspensi 6 Bulan, BEI Ingatkan Potensi Delisting Saham Garuda Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.