"Pada tahun depan kami berupaya, maksimal dari sisa 13 ruang konsesi yang kami miliki saat ini, paling tidak 50 persen dari sisa itu bisa dieksekusi divestasinya," katanya.
Kempat, dukungan pemerintah melalui penandatanganan perjanjian penjaminan merintah oleh Waskita & PII senilai Rp 5,60 triliun, penerbitan obligasi III Waskita 2021 sebesar Rp 1,77 triliun, dan penandatanganan penjaminan pemerintah untuk fasilitas modal kerja dari bank himbara sebesar Rp 8,08 triliun.
Kelima, penyertaan modal negara (PMN) dan rights issue. Pemerintah telah merencanakan penyuntikan dana sebesar Rp 7,90 triliun ke Waskita Karya, dan telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2021.
"Tahun depan direncanakan lagi Waskita Karya akan mendapatkan PMN Rp3 triliun. Sekarang dalam proses persetujuan dan pengesahannya," kata Destiawan.
Keenam, transformasi bisnis dilakukan dengan refocusing pada infrastruktur sumber daya alam (SDA), bandara, top 3 segmen railroad, dan international growth. Ketujuh, peningkatan good corporate governance (GCG) dan manajemen risiko dari proses bisnis yang dilakukan oleh Waskita .
"Ini akan menjadikan Waskita kembali menjadi perusahaan yang mempunyai performance baik dan tentunya memberikan dampak ke stakehodlers dan shareholders," ujarnya.
Kedelapan, penyelesaian sejumlah jalan tol khusus. Hingga saat ini, Destiawan mengatakan Waskita Karya sedang fokus dalam mencari mitra baru untuk jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung, dan akan menerima PMN 2021 untuk penyelesaian konstruksi tol. Lalu, Waskita juga akan mengembalikan proyek tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat kepada Hutama Karya sebagai bagian dari tol Trans Sumatera.
BISNIS
Baca: Tommy Soeharto Gugat Rp 56,7 M ke Pemerintah karena Tergusur dari Tol Desari
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.