TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah menargetkan capaian investasi pada 2022 sebesar Rp 1.200 triliun. Target itu naik Rp 300 triliun dari 2021 yang sebesar Rp 900 triliun.
“Tahun depan target investasi Rp 1.200 triliun. Angka ini ngeri-ngeri sedap. Karena itu saya undang gubernur, bupati, dan DPMTSP hadir untuk mendorong investasi,” kata Bahlil dalam rapat koordinasi nasional dan anugerah layanan investasi di Jakarta, Rabu, 24 November 2021.
Bahlil mengatakan hingga November 2021, Kementerian Investasi mencatatkan realisasi investasi sebesar 63 persen dari targetnya. Untuk mendorong investasi tahun depan, ia mengklaim pemerintah telah memiliki strategi.
Salah satunya adalah mengawal rencana investasi tersebut mulai proses perizinan hingga terealisasi atau end to end. Kementerian Investasi, kata dia, tengah mengawal sekitar 600-700 perusahaan yang berniat menanamkan modal.
Ratusan perusahaan tersebut tengah merampungkan proses perizinan di Pusat Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang tersebar di 34 provinsi. Adapun investasi yang saat ini didorong bukan yang hanya memiliki nilai besar, tapi juga memberikan efek berganda atau multiplier effect yang tinggi.
“Sebagai contoh investasi di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah itu tidak setinggi Jawa Barat. Tapi nilai investasi ini belum tentu mencerminkan multiplier effect yang masif. Ini hasil kajian kami dengan Universitas Indonesia,” tutur Bahlil.
Selain mengawal investasi end to end, Kementerian Investasi tengah merampungkan digitaliasi perizinan melalui online single submission (OSS). Bahlil berujar saat ini penerapan OSS baru mencapai 90 persen.
Dia menyebut masih ada kementerian lembaga yang belum memasang sistem OSS. “Saya sudah ngomong, sebelum ditegur Presiden, ini harus diselesaikan. Paling lambat pertengahan Desember,” ujar dia.
Baca Juga: Luhut: Jangan Pikir RI Hanya Kerja Sama dengan Cina, Itu Tidak Betul