Basuki menjelaskan, kapasitas untuk debit air pada bendungan ini sekitar 40 juta meter kubik air yang dapat ditampung dan bisa dimanfaatkan masyarakat di beberapa daerah sekitarnya.
"Manfaat ini ada 40 juta meter kubik dengan kapasitas seluruhnya. Dan tidak meluap, tidak penuh," katanya. .
Dengan beroperasinya bendungan ini, kata dia, untuk irigasi Bendung Kelara memiliki 7.000 hektare lahan. Sekarang ini, tanpa bendungan, masyarakat bisa menanam 150 persen pola intensitas tanaman. Sekali padi, sekali palawija. Itu artinya hanya 50 persen.
Sejauh ini, 7.000 hektare lahan ini hanya ditanami plus 50 persen dari 7.000 ditanami padi dan palawija, setiap tahun tanpa bendungan maka hasilnya tidak maksimal.
Dengan hadirnya Bendungan Karalloe, maka akan ada 250 persen peningkatan hasil dari 7.000 hektare lahan tadi ketika ditanami, artinya 2x7.000 padi dan 3.500 palawija akan berhasil nantinya.
"Jadi manfaatnya untuk irigasi. Sementara untuk air baku ada 440 liter per detik, 420 liter per detik untuk Jeneponto, 20 liter per detik untuk Gowa air bakunya. Sedangkan listrik yang dihasilkan ada 4,5 MW (Mega Watt)," kata Basuki.
Rencananya, tahun 2022 sudah ada DIPA untuk rehabilitasi irigasinya, karena Daerah Irigasi Karalloe sudah lama dibangun dan akan terdapat 80-an jaringan irigasi baru dibangun tahun depan pada rehabilitas optimal air dari Bendungan Karalloe ini.
ANTARA
Baca juga: Ratusan Bendungan Akan Dikosongkan Antisipasi Dampak La Nina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.