"Tapi yang logis, karena penugasan terus wah mikirnya nggak dicek, enggak dikontrol. Ya itu nanti kalau mau ke sekuritisasi akan ketahuan, harganya kemahalan, harganya sulit untuk disekuritisasi," tutur Jokowi.
2. Kelebihan pasokan di PLN dan impor minyak di Pertamina
Jokowi juga membeberkan persoalan yang dihadapi dua perusahaan energi pelat merah. Persoalan itu antara lain kelebihan pasokan di PLN dan impor minyak yang besar di Pertamina.
Dia mengatakan perlu ada strategi transisi energi masyarakat. Ia mengatakan pasokan energi di Tanah Air 67 persen dipasok batu bara, 15 persen dipasok bahan bakar minyak, dan 8 persen gas.
"Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena PLN oversupply, artinya supply dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan tujuan besarnya adalah negara memperoleh keuntungan dalam bentuk neraca pembayaran yang selama bertahun-tahun mengalami persoalan lantaran impor minyak yang terlampau besar. Hal tersebut pun memengaruhi nilai tukar rupiah.
"Itu memengaruhi currency kita, memengaruhi yang namanya kurs dolar kita. Karena setiap dolar Pertamina harus menyediakan, harus beli dolar di pasar dengan jumlah yang tidak kecil, besar sekali," ujar Jokowi.
Karena itu, ia mengatakan terus mendorong mobil listrik dan kompor listrik. Namun, ia mengatakan komisaris maupun direksi PLN dan Pertamina kini dihadapkan dengan tugas untuk membuat tahapan transisi tersebut. Misalnya, langkah apa yang bisa dimulai tahun depan atau beberapa tahun lagi.