Ari membenarkan fasilitas kredit yang disalurkan kepada PT KAYA adalah sebesar Rp 39,5 miliar. Namun sisa kredit macet bukanlah sebesar RP 39,5 miliar, tetapi sebesar Rp 14,7 miliar (kewajiban pokok). Sebab, sebelumnya sudah ada pembayaran pokok kredit yang dilakukan oleh PT KAYA sekitar Rp 24 miliar.
Tapi kemudian, fasilitas kredit PT KAYA menjadi bermasalah karena adanya penggelapan 35 sertifikat pada saat proses balik nama dan pengikatan hak tanggungan. Sehingga kolektibilitas alias status kredit PT KAYA menjadi macet sejak 29 Januari 2019.
Walhasil, Bank BTN melaporkan penggelapan tersebut ke Kepolisian. Menurut Ari, pihaknya sudah berupaya secara optimal dalam menyelesaikan masalah agunan kredit sebagai barang jaminan bank ini.
Termasuk dalam hal ini upaya melakukan gugatan perdata kepada para pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, Ari menyebut Bank BTN akan bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Kami akan mengikuti apapun keputusan hukum terkait dengan masalah tersebut," kata dia.
Sementara itu, proses penyidikan atas kasus ini sudah berjalan sejak pertengahan tahun. Kala itu, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sumatera Utara, Sumanggar menyebut PT KAYA mengajukan kredit Rp 39,5 miliar. "Penyidik telah memeriksa puluhan saksi," kata dia, dikutip dari Antara, 10 Juni 2021.
Lalu, Sumanggar saat itu menyebut PT KAYA mengajukan jaminan 93 Sertifikat Hak Guna Bangunan atau SHGB atas nama PT ACR. Dalam pengajuan 93 SHGB, yang diagunkan hanya 58 SHGB dan telah dilakukan pembuatan Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT). Sedangkan, 35 SHGB dijual kepada orang lain tanpa seizin BTN Medan. Tempo mencoba menghubungi nomor telepon PT KAYA yang tertera di internet. Namun, nomor telepon tersebut tidak aktif.
Baca juga: KPR Subsidi Berbasis Tabungan, BTN Tawarkan Fixed Rate 10 Tahun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.