Luhut juga menyampaikan bahwa dalam rangka COP 26 UNFCCC di Glasgow, seluruh pihak akan berdiskusi mengenai perubahan iklim secara global. Khususnya, kata dia, untuk menjaga iklim global agar tetap pada suhu di bawah 2 derajat sesuai dengan anjuran Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
“Saat ini, secara global kita sudah melampaui 1 derajat celcius dan IPCC telah memperingatkan bahwa suhu global perlu dijaga agar tidak melebihi dari 1,5 derajat celcius,” ujar Luhut.
Luhut menyampaikan Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan alam yang mendukung terciptanya karbon biru. Ekosistem karbon biru Indonesia menyimpan sekitar 75-80 persen dari jumlah karbon dunia. Karbon biru itu meliputi mangrove, padang lamun, serta terumbu karang.
Indonesia, Luhut mengimbuhkan, telah melakukan berbagai upaya melestarikan dan merehabilitasi ekosistem karbon biru. Pada 2024, Indonesia mengejar target rehabilitasi lahan mangrove kritis seluas 600 ribu hektare.
Indonesia juga memiliki program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) yang merupakan restorasi terumbu karang nasional. ICRG mengintegrasikan pendekatan ilmiah dan sosial ekonomi untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan melalui edu-ekowisata.
“Terumbu karang memang bukanlah bagian utama dari blue carbon, tetapi perannya sangat penting sebagai penghambat terjadinya proses pemanasan global,” ujar Luhut.
Baca Juga: Kala Jokowi, Luhut dan Retno Marsudi Tanam Benih Mangrove di Abu Dhabi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.