Bahkan, Teguh mengetahui ada korban yang sebenarnya punya literasi yang baik soal penipuan ini. Tapi karena sedang sibuk atau lengah, akhirnya tetap terjebak saat melayani telepon dari penipu "Jadi sosial engineering itu untuk memenuhi puzzle, ada yang kurang lengkap, karena (penipu) baru punya nama dan nomor HP," kata Teguh.
Jika berhasil, penipu bisa mendapatkan data-data pribadi nasabah. Barulah dimulai data breach karena penipu sudah bisa mengakses data-data lanjutan dari seseorang nasabah.
Cerita ini disampaikan Teguh terkait maraknya kasus penipuan perbankan beberapa waktu terakhir. Di antara mereka yang jadi korban diduga adalah nasabah Jenius, layanan digital banking dari PT Bank BTPN Tbk, yang kehilangan dana di bank.
Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi menyampaikan sebagian besar insiden ini disebabkan oleh praktik social enginering. Sehingga, Jenius pun memutuskan menutup sejumlah akses yang digunakan nasabah selama ini, dan mengalihkannya ke layanan yang lebih aman.
"Sejak itu sampai hari ini, kasus social engineering tidak terjadi lagi," kata Irwan di acara media gathering yang sama.
Baca Juga: Polisi Bekuk Kawanan Penipu Berkedok Wisatawan Asing di Kota Bogor, Modusnya?