Peningkatan ekspor pertanian ini kembali terjadi saat memasuki periode Januari hingga September 2021 yang mencapai Rp 450 triliun atau tumbuh 45,36 persen dibandingkan periode yang sama 2020 dengan nilai ekspor Rp 309,58 triliun.
Dari data-data tersebut, Syahrul yakin ekspor produk pertanian bakal sukses. Tidak sekedar menggelar pameran, ia juga bertolak ke sejumlah negara dan menandatangani sejumlah Letter of Intent serta mempertemukan produsen dalam negeri dengan para buyer.
“Kita akan mulai dengan 10 negara,” tutur Syahrul.
Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih menyebutkan produk pertanian asal Kabupaten Cirebon yang sudah diekspor baru bawang merah. “Untuk bawang merah kita menghasilkan 36.703 ton dan tahun ini yang diekspor sebanyak 67 ton ke Singapura,” tutur Ayu, panggilan akrabnya.
Sedangkan untuk tanaman padi mampu menghasilkan hingga 545.269 ton gabah kering giling. Pada tahun 2024, produksi gabah kering giling ditargetkan naik 572 ribu ton gabah kering giling dari luas tanam 93 ribu hektare. “Produksi gabah di Kabupaten Cirebon selama ini surplus 90 ribu ton,” kata Ayu.
Selain itu ada pula produksi mangga sebanyak 42.109 ton per tahun dan telah diekspor ke berbagai negara seperti Singapura, Qatar, dan lainnya. Sayangnya, pada tahun 2021 seiring dengan pandemi Covid-19 ekspor komoditas tersebut terhenti.
Baca: Dikritik Soal Penumpang Pesawat Wajib PCR, Ini Jawaban Luhut
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.