Sementara tema kebijakan fiskal tahun depan adalah pemulihan ekonomi dan reformasi struktural yang mengandung dua unsur penting.
Pertama, APBN 2022 diarahkan untuk menuntaskan penanganan pandemi dan melakukan upaya pemulihan ekonomi secara bertahap.
Kedua, APBN 2022 tetap diarahkan untuk mendukung reformasi struktural dalam mendukung akselerasi pertumbuhan dan menciptakan ekonomi kuat di masa depan.
“APBN 2022 disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan dan berdasarkan asumsi makro yang telah disepakati oleh pemerintah bersama DPR,” ujarnya.
Di sisi lain Febrio menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini telah tercatat merata di semua komponen dan menunjukkan tren yang menguat.
Hal ini didukung indikator-indikator ekonomi baik aktivitas konsumsi dan produksi yang terus menunjukkan tren peningkatan, seiring pelaksanaan perbaikan kebijakan penanganan pandemi oleh pemerintah.
BACA: Ada UU HPP, Kemenkeu Optimistis Defisit APBN 2022 Lebih Rendah dari Asumsi