Dia memperkirakan kenaikan harga per paket mencapai Rp 5 juta dari semula Rp 20 juta menjadi Rp 25 juta. Selain penyesuaian paket, persiapan lainnya adalah merekrut kembali karyawan untuk bekerja di agen-agen perjalanan. Musababnya selama pandemi, agen perjalanan telah menon-aktifkan karyawannya.
Syam melanjutkan, agen perjalanan juga akan memastikan vaksin para calon jemaah sesuai dengan yang disyaratkan oleh Otoritas Arab Saudi. Saat ini, Arab Saudi baru mengakui beberapa merek vaksin, seperti Moderna, AstraZeneca, Jhonson and Jhonson, dan Pfizer.
Dengan demikian, jemaah asal Indonesia yang sebelumnya mendapatkan vaksin Sinovac dan Sinopharm harus memperoleh suntikan ketiga dengan merek vaksin sesuai yang diakui oleh Otoritas Arab. “Namun masalahnya vaksin booster kita kan baru untuk tenaga medis. Ini yang masih menjadi pertimbangan,” ujar Syam.
Seumpama sudah ada kepastian jadwal umrah, Syam mengatakan jemaah yang akan diberangkatkan ialah mereka yang telah terdaftar dalam antrean sejak Maret 2020. Hingga kini, terhitung ada 62 ribu jemaah yang tertunda keberangkatannya.
Sebelum ibadah ke Tanah Suci terlaksana, penyelenggara pun, kata Syam, tidak diizinkan membuka pendaftaran calon jemaah baru. Dikhawatirkan pembukaan pendaftaran umrah di tengah ketidakpastian pelaksanaan akan menimbulkan fraud.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Jemaah Indonesia Bisa Umrah, Anggota DPR Minta Kejelasan Pelaksanaan