Sementara itu, Chief Executive Officer MLAC Kenneth Ng menuturkan, berbagai keadaan tak terduga di luar kendali salah satu pihak menghalangi rencana ini. "Oleh karena itu, kami menyimpulkan bersama dengan AVN, kepentingan terbaik kedua belah pihak untuk mengakhiri perjanjian kombinasi bisnis kami," ujar dia.
Muharzi Hasril menjelaskan, transaksi merger AVN dan MLAC telah dilakukan sejak semester II 2020. Ketika itu, transaksi SPAC sangat diminati investor di Nasdaq.
"Namun, memasuki 2021 banyak sekali transaksi SPAC di Nasdaq yang berpengaruh terhadap valuasi. Transaksi SPAC dianggap overcrowded," ujar dia dalam keterangan ke Bursa Efek Indonesia.
Hal tersebut membuat harga saham MLAC berada di bawah nilai nominal US$ 10 per saham. Kemudian, setelah melalui berbagai roadshow, MLAC dan AVN sepakat untuk tidak melanjutkan transaksi.
"Hal lain yang melatarbelakangi keputusan di atas adalah makin bergairahnya investor di BEI, terhadap perusahaan yang bergerak di bidang digital termasuk fokus bisnis AVN," ucap dia.
Baca juga: Anak Usaha MNC Vision Network Akuisisi Migo, Hary Tanoe Tak Sebut Nilai karena..