TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Tanri Abeng, mengusulkan adanya perubahan mekanisme pengangkatan direksi dan komisaris pelat merah dalam Rancangan Undang-undang (RUU) BUMN. Tanri mengatakan Dewan Perwakilan Rakyata (DPR) sebaiknya dilibatkan dalam proses seleksi calon pemimpin perusahaan sebelum dipilih dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
“Karena organ persero BUMN ini penting. Organ BUMN adalah kunci kemajuan dan keberhasilan atau kegagalan sebagai pelaku bisnis,” ujar Tanri dalam webinar, Rabu, 6 Oktober 2021.
Selama ini, menurut Tanri, ada masalah dalam pengangkatan direksi dan komisaris BUMN. Pengangkatan pemimpin perusahaan pelat merah menjadi wewenang penuh Menteri BUMN selaku pemegang saham perseroan.
Padahal posisi Menteri BUMN merupakan posisi politis. Akibatnya, pengangkatan manajemen perusahaan pelat merah pun tidak terlepas dari potensi intervensi politik pemerintah.
Karena campur tangan politik inilah, Tanri menyebut, tidak jarang terjadi bongkar-pasang di tubuh BUMN yang menyebabkan adanya ketidakpastian manajemen.Di sisi lain, organ BUMN juga tidak berfungsi secara efektif karena peran dewan komisaris yang seharusnya menjadi pengawas kerap tidak dilibatkan dalam proses pencalonan dan pengangkatan anggota direksi.
Dengan keterlibatan DPR, legislator bisa membentuk tim evalusi untuk menyeleksi dan memilih anggota direksi serta komisaris sebelum dikirim ke Menteri BUMN. “Orang-orang yang diseleksi adalah yang secara psikologis betul-betul mengerti korporasi, termasuk BUMN,” ujar Tanri.
Melalui mekanisme seleksi ini, Tanri yakin akan tercipta proses pemilihan direksi dan komisaris yang independen dan profesional. Sehingga pada saat RUPS, Menteri BUMN dapat memilih calon yang kompeten di bidangnya.
“Kalau menurut saya lebih ini efektif. Jadi DPR bukan mengangkat, tapi timnya melakukan seleksi dan pemilihan. Mereka memberikan rekomendasi untuk calon-calon yang memenuhi kriteria,” kata Tanri Abeng.
Baca: Analisis Arcandra Tahar soal Melambungnya Harga Batu Bara dan Gas Bumi