Menurut dia, untuk mencapai target produksi rumput laut yang diproyeksikan meningkat dari 9,78 juta ton di tahun 2019 menjadi 12,3 juta ton di tahun 2024, KKP merancang rencana kerja melalui ekstensifikasi dan intensifikasi lahan budi daya baik dengan peningkatan produktivitas maupun pembukaan lahan baru.
Tebe menilai kerja sama yang telah dibangun dengan Yayasan Kalimajari dengan menerapkan pendampingan teknologi kepada pembudidaya di NTT, Papua dan Papua Barat telah mampu mendorong kemitraan untuk meningkatkan penelitian dan produksi bibit rumput laut.
Hal itu, ujar dia, merupakan bagian yang sangat penting sebagai bentuk partisipasi pengembangan budidaya rumput laut Indonesia khususnya di wilayah timur.
"Selain itu, strategi, sistem penyediaan dan distribusi rumput laut beserta pengetahuan budidayanya juga turut diperbaharui serta membangun keterlibatan intermediary bibit rumput laut swasta untuk sumber bibit yang berkelanjutan," papar Tebe.
Tebe optimistis bahwa kebijakan yang diambil oleh KKP dapat menjembatani persoalan yang dihadapi terutama terkait penurunan kualitas bibit yang masih menggunakan metode konvensional.
Apalagi, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga memiliki 15 unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia yang bisa dijadikan mitra di lapangan untuk bersinergi mendukung program peningkatan produktivitas budidaya rumput laut.
Baca juga: KKP Kembangkan Boba dari Rumput Laut Diklaim Lebih Sehat untuk Diet