Selain itu, terdapat sekitar 62 RS rujukan Covid-19 dan 25 laboratorium PCR dengan kemampuan mengetes sampel lebih dari 4.000 per hari. Selain itu, tenaga kesehatan, obat-obatan hingga oksigen juga sudah sangat memadai di Bali.
"Pemerintah juga telah menyiapkan 'grand design' skema wisatawan mancanegara di Bali yang mengatur skema wisatawan mulai dari pintu kedatangan, testing, bagi yang positif akan dirujuk ke RS, sementara yang negatif melanjutkan perjalanan ke hotel karantina, skema berwisata hingga keberangkatan ke negara asal," ujarnya.
Melihat perkembangan kasus Covid-19 yang akhir-akhir ini naik lagi di beberapa negara, Cok Ace juga mengatakan kemungkinan akan selektif memilih negara asal wisman.
"Kami sudah mencatat beberapa negara berdasarkan length of stay di Bali. Ada sekitar empat negara yaitu Amerika, Inggris, Jerman dan Rusia yang rata-rata tinggal di Bali dua minggu. Tapi itu juga tergantung regulasi, karena itu kita harus benar-benar menyiapkan," katanya.
Dia menambahkan, persiapan internal saat ini benar-benar harus dikebut agar bisa membuka pariwisata Bali, seperti ketentuan-ketentuan dalam Permenkumham No 34 tahun 2021. Pemerintah juga harus menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
"Kita harus siapkan plan A, plan B dan seterusnya. Tentu saja kita tidak ingin seperti negara lain seperti Singapura yang awalnya sudah mau berdamai dengan COVID-19, namun sekarang menghadapi situasi buruk lagi," ujarnya
Sementara itu, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari mengatakan ini adalah momentum yang sangat baik untuk arah pariwisata Bali ke depan.
Ia berharap Pemerintah Provinsi Bali bisa mengambil peluang dan mengarahkan pariwisata Bali salah satunya ke medical tourism (wisata medis). Ini mengingat salah satu kebutuhan dunia, apalagi pasca-pandemi COVID-19.
"Kita bisa bikin program Hospitel, yakni hospital (rumah sakit) dikelola secara hotel. Hal ini sangat marak dilakukan di luar negeri," ucapnya.
Selain itu, ia memberikan acungan jempol untuk penerapan CHSE di Bali. Meskipun penerapan protokol kesehatan sudah tinggi, ia harap pemerintah dan masyarakat jangan lengah jika pariwisata dibuka.
Baca juga: Menteri Pariwisata Sandiaga Uno: Bali Is Ready pada Oktober 2021