TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra International Tbk. melalui anak usahanya PT Astra Digital Artha pada hari ini meluncurkan aplikasi untuk pembayaran digital bernama AstraPay. Adapun yang membedakan AstraPay dengan e-wallet lainnya adalah dengan terhubungnya AstraPay sebagai salah payment yang bisa digunakan di dalam platform digital pada Astra.
"Misalnya, terpasangnya QRIS saat ini di lebih dari 2300 merchant, kemudian ini nantinya akan ditambah, kemudian tentu juga payment-payment yang pembayaran angsuran,” kata Direktur Incharge Financial, Transportation, Logistics Astra International, Suparno Djasmin, Rabu, 15 September 2021.
Selain itu, menurut Suparno, pembayaran pinjaman pada fintech juga dapat dilakukan menggunakan AstraPay. Termasuk juga platform digital yang lainnya, AstraPay akan terkoneksi sebagai salah payment yang bisa digunakan di dalam platform digital pada Astra.
“Pembayaran ke Fintech bisa melalui AstraPay dan termasuk juga dengan fitur lainnya, seperti paylater," ucap Suparno. Begitu juga untuk platform lainnya bakal tersambung otomatis dengan AstraPay.
AstraPay menargetkan jumlah pengguna dapat mencapai 15 juta pengguna dalam waktu 3 tahun ke depan hingga 2024. CEO AstraPay Melisa Musa Rusli menjelaskan saat ini pengguna teregistrasi AstraPay sejak soft launching pada Juli 2020 mencapai 2,3 juta pengguna.
Perseroan juga membidik lebih banyak pengguna di masa mendatang. "Sampai saat ini 2,3 juta pengguna, kami targetkan dalam 3 tahun ke depan target 15 juta pengguna," tuturnya.
Saat ini, 60 persen pengguna AstraPay memanfaatkan layanan pembayaran digital ini untuk keperluan pembayaran angsuran pembiayaan terutama dari grup Astra, 20 persen untuk melakukan pembayaran tagihan seperti listrik, BPJS Kesehatan, dan pulsa.