Sementara itu, 20 persen sisanya menggunakan dompet digital ini untuk pembayaran QRIS dan paylater di 7,5 juta merchant Astra termasuk bengkel AHASS, AUTO2000, hingga Shop and Drive.
Lebih jauh, Suparno menyatakan perseroan masih sangat terbuka untuk pengembangan bisnis di bidang finansial dengan memanfaatkan digitalisasi. "Pengembangan bisnis salah satunya bank digital, Astra selalu terbuka eksplorasi pengembangan bisnis, apalagi dapat semakin kuat mengembangkan ekosistem Astra dan seamless juga tingkatkan customer journey untuk grup Astra apalagi memperkuat ekosistem kami."
Ia menyebutkan, bank digital bukan satu-satunya langkah eksplorasi bisnis finansial Astra ke depan. Melalui dompet digital AstraPay, perseroan dapat meningkatkan program loyalitas pelanggan dengan memanfaatkan layanan di dalamnya.
Astra, kata dia, ingin membentuk ekosistem yang utuh, sehingga melalui berbagai lini bisnis apapun terutama yang bersifat retail, pengguna dapat menjadikan AstraPay sebagai bagian dari timbal balik kesetiaan pelanggan. Selain itu, layanan AstraPay masih akan terus dikembangkan walaupun Astra sudah berinvestasi di bisnis rintisan Gojek yang memiliki layanan serupa yakni Gopay.
"Kami ada investasi di Gojek yang sekarang GoTo, sementara AstraPay ini baru meluncur, kami masih kecil. Pengguna teregistrasi sudah 2,5 juta dibandingkan dengan pemain lain (seperti Gopay) kami masih kecil, lagi membangun terus, kami melihat pertambahan pelanggan akan luar biasa banyaknya," ucap Suparno.
Dengan berbagai fitur dan preposisi yang unik dari AstraPay, ia dompet digital tambahan yang dibutuhkan pelanggan lebih luas dari pengguna Astra juga bisa dipenuhi. "Kami masih kecil, membutuhkan dukungan agar kami berkembang dan diterima, terintegrasi atau tidak (dengan Gopay), kami lihat perkembangannya, kami ingin menumbuhkan bayi baru lahir ini menjadi lebih besar dan lebih kuat," katanya.
FAIRUZ AMANDA PUTRI | BISNIS
Baca: Kasus Vitamin Palsu, Bos Tokopedia: Puluhan Ribu Toko Ditutup, tapi...